Friday, October 24, 2008

Ku dapatkan malam Lailatul Qadar

22 September 2008 Keindahan bulan suci Ramadan yang penuh rahmat dan hidayahnya. Kita wajib bersyukur atas nikmatt yang diberikan kepada kita karena kita masih dapat menemui bulan suci Ramadan ini. Ingatlah kita berpuasa ini untuk menjadiakan kita sebagai orang yang bertaqwa dan bulan Ramadan ini bulan yang special bagi para umat muslim. Dan juga dibulan Ramadan itu terdapat malam yang sangat mulia yaitu malam Lailatul Qadr. Malam LAilatul Qadr adalah malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan. Malam LAialtul Qadr ini utrun dibulan suci Ramadan tetapi tidak kita ketahui kapan tepatnya malam itu turun dan menurut hadist bahwa malam LAilatul Qadr ini turun pada akhir-akhir bulan Ramadan. Betapa indahnya malam LAilatul Qadr. Oleh karena itu jika kita ingin mendapatkan malam yang indah daripada malam seribu bulan, maka kita isi malam-malam ini untuk mendekatakn diri kepada Allah swt dengan memperbanyak amalan ibadah kita. Kejadian itu aku rasakan di pondokku yang tercinta AR Rahmat yang mana pada malam terakhir berada di pondok sebelum pulang ke rumah. Kita isi malam itu dengan kegiatan pentas seni yang dibuat para santri Ar Rahmat dan dibantu oleh ustadz Shobirin sebagai guru kesenian. Betapa semangatnya anak-anak yang sedang mempersiapkan malam pentas seni itu walaupun masih dalam keadaan puasa. Kerjasama para santri yang sangat ikhlas tanpa dibayar apa-apa mereka rela untuk dapat membuat acara pentas seni menjadi malam yang special dan malam yang teindah. Mereka menampilkan kebolehannya di panggung pentas seni tanpa rasa malu. Dan memang dalam acara ini kita tidak boleh malu untuk unjuk gigi di atas panggung. Dan kita harus malu kalu kita berbuat salah atau melanggar. Kebolehan untuk berbuat apa saja untuk menampilkan kreasi mereka untuk membentuk jatidiri profilnya. Segala penampilan yang dipentaskan di atas panggung hiburan kecerian mulai dari seni rupa, pentas teater,sampai seni musikpun juga ditampilkan. Itu semua terjadi karena kasih sayang Allah swt . Sebetulnya masih banyak sekali yang akan anak-anak tampilkan, tetapi waktunya sudah larut malam maka juga harus diakhiri. Aduh… rasanya badan sudah pegal-pegal dan juga ngantuk-ngantuk nich.Tetapi tunggu dulu lho… tenyata belum selesai sampai disini. Karena ini merupakan malam terakhir berada dipondok ustadz Shobirin mengajak kita untuk menajadikan malam pentas seni ini sebagai malam renungan. Di waktu inilah yang aku tunggu-tunggu, disini Ustadz Shobirin mengajak kita untuk berenung. Dan ustadz Shobirin menyetelkan rekaman temannya yang mengajarkan kepada para murid-muridnya untuk mengingat kepada Allah. Aku dengarkan rekaman suara teman ustadz Shobiin ku turuti yang ia ucapkan. Pejamkanlah mata kalian dan bukalah mata hati kalian, dengarkanlah ayat Al Quran ini ! Bagaimanakah rasanya ? Sudahkah kita menjadi orang yang beriman ? Apakah hati kita bergentar ketika mendengarkan lafadz Allah ? Dan kita ketahui bahwa ciri-ciri orang yang beriman itu adalah apabila mendengar lafadz Allah maka bergentarlah hatinya. Kita harus sadar bahwa kita itu sebetulnya rendah sekali dihadapan Allah. Mengapa kita selalu sombong memamerkan harta kita, kegantengan kita, dan juga kepintaran kita. Bukalah mata kalian lihat samping kalian pandanglah teman-teman kalian. Apakah sudah meminta maaf kesalahan kita atau sudahkah kita memaafkan kesalahannya. Sebutulnya berat sekali untuk melaksanakan itu. Bukalah hati kita sesungguhnya orang yang membuka mata hati di malam ini adalah orang yang melihat di depannya ada malam yang begitu mulia yaitu malam Lailatul Qadar. Mari kita membentuk lingkran besar untuk salaing berjabat tangan terhadap sesam teman kita yang telah menjadi saudara kita di pondok ini. Minta maaflah kita kepada teman yang biasanya kita ejek, kita kucilkan, kita tuduh tanpa dia berbuat salah. Dan juga maafkanlah kesalahan teman kita yang mungkin mempunyai kesalahan kepada diri kita. Jauhkanlah rasa sombong yang berada di hati kita karena malam Lalatul Qadar ini hanya beralaku bagi seseorang yang pada malam tunduk kepada Allah dan merasa rendah di hadapan Nya. Ku ucapkanlah kalimat “Astagfirullahal Adzim” sebanyak-banyaknya. Sungguh indahnya malam Laiatul Qadar yang kudapatkan. Rasa haru dan tangisan ku yang menyelimuti malam yang indah daripada malam seribu bulan. Kusucikanlah hatiku dan ku mohon ampun kepada Sang Maha Pencipta dan Yang Maha Berkuasa. Semoga kita menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt . Ku jadikan sejarah malam indah itu sebagai malam Lailatul Qadar yang tepatnya berada dimalam 23 Ramadan atau pada tanggal 22 September 2008 malam. Itu juga menjadi malam Ramadan terakhir aku berada di pondok Ar Rahmat karena sekarang aku sudah kelas 9. Banyak sekali pelajaran yang ku terima dan juga hikmah-hikmah yang ku dapatkan, Semoga menjadi bermanfaat dan yang terpenting diridhoi Allah swt. .Amin…

0 comments:

Post a Comment

Ayo Berkomentar disini :